BIOKIMIA “karbohidrat”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktifitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktifitas itu kita memerlukan enrgi. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya  bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lemak atau lipid.

 

Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut proses fotosintesis.

 

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus(CH2O)n ,yaitu senyawa-senyawa yang  n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrient utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monoksakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organic kecil lainnya,termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70%-80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan  beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.

 

Makalah tentang karbohidrat ini disusun untuk memenuhi tugas Biokimia, serta untuk mengembangkan materi mengenai karbohidrat yang dapat mendorong berkembangnya kompetensi pembaca tentang karbohidrat. Pembaca juga dapat menggunakan makalah ini sebagai rujukan pelajaran mengenai karbohidrat.

1.2  Rumusan Masalah

Dalam Makalah ini akan dibahas tentang :

  1. Apa pengertian Karbohidrat ?
  2. Bagaimana penggolongan karbohidrat dan apa saja contohnya ?
  3. Bagaimana menuliskan rumus bangun monosakarida dan disakarida ?
  4. Bagaimana membedakan α glikosida dengan β glikosida ?
  5. Bagaimana struktur amilum dan selulosa ?
  6. Bagaimana sifat-sifat karbohidrat ?

1.3  Tujuan

Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa dapat:

  1. Mengetahuipengrtiankarbohidrat.
  2. Memahamipenggolongankarbohidratdancontohnya.
  3. Memahamipenulisanrumusbangunmonosakaridadandisakarida.
  4. Mengetahuiperbedaanα glikosida dengan β glikosida.
  5. Mengetahuisifat-sifatkarbohidrat.

1.4  MetodePemecahanMasalah

Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dalam menjabarkan permasalahan melalui bab pembahasan.

1.5  MetodePenulisan

Dalam menulis makalah ini metode yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu dalam pengumpulan data serta bahan-bahannya, penulis mendapatkannya melalui referensi dari buku maupun internet.

 

 

BAB II

KARBOHIDRAT

2.1  Identitas

  1. A.    Standar Kompetensi

Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian, struktur, dan penggolongan karbohidrat dan kaitannya dengan kehidupan manusia.

  1. B.     KompetensiDasar

Mahasiswamampu :

1. Menjelaskan pengertian karbohidrat.

2. Menjelaskan penggolongan karbohidrat dan contohnya.

3. Menuliskan rumus bangun monosakarida dan disakarida.

4. Membedakan ikatan α glikosida dengan β glikosida.

5. Menjelaskan struktur amilum dan selulosa.

6. Menjelaskan sifat-sifat karbohidrat

 

  1. C.    Indikator Keberhasilan Perkuliahan

 Mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian karbohidrat.

2. Menjelaskan penggolongan karbohidrat dan contohnya.

3. Menuliskan rumus bangun monosakarida dan disakarida.

4. Membedakan ikatan α glikosida dengan β glikosida.

5. Menjelaskan struktur amilum dan selulosa.

6. Menjelaskan sifat-sifat karbohidrat.

2.1   Pengertian dan Susunan Kimia Karbohidrat

  1. PengertianKarbohidrat

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan air (H2O). Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer sakar (polimer gula). Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil (-OH). Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian di atas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah:

 

(C.H2O)n    atau    CnH2nOn

B. Fungsi Karbohidrat

Fungsi primer dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka pendek (gula merupakan sumber energi). Fungsi sekunder dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka menengah (pati untuk tumbuhan dan glikogen untuk hewan dan manusia). Fungsi lainnya adalah sebagai komponen struktural sel.

 

2.2  Struktur dan Penggolongan karbohidrat

Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari rantai karbon, lokasi gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia.

Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan utama yaitu:

  1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
  2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
  3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)
  4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)

Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan ikatan glikosida.

 

Berdasarkan lokasi gugus –C=O, monosakarida digolongkan menjadi 2 yaitu:

  1. Aldosa (berupa aldehid)
  2. Ketosa (berupa keton)

 

Gambar 1.1 Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil

Berdasarkan jumlah atom Cpada rantai, monosakarida digolongkan menjadi:

  1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)
  2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
  3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)
  4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
  5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)
  6. Oktosa (tersusun atas 8 atom C)

 

Gambar 1.2 Klasifikasi karbohidrat menurut jumlah atom C

 

Gambar 1.3 Contoh monosakarida

Contoh pertama di atas (sebelah kiri) menunjukkan sebuah monosakarida triosa (memiliki 3 atom C), aldosa (berstruktur aldehid/-COH) sehingga dinamakan gula aldotriosa. Sedangkan contoh kedua (sebelah kanan) menunjukkan sebuah monosakarida heksosa (memiliki 6 atom C), ketosa (berstruktur keton/R-CO-R) sehingga dinamakan gula ketoheksosa.

 

2.3. RUMUS BANGUN MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

 

  1. A.    Monosakarida

Monosakarida ialah karbohidrat sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida merupakan aldehida atau keton yang mempunyai dua atau lebih gugus hidroksil, formula empiris umumnya (CH2O).

 

 

 
   

 

 

 

 

Gambar 1.4 Dihidroksi aseton (ketosa)

 

Monosakarida yang paling kecil, dengan n = 3, adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.  Senyawa-senyawa ini adalah triosa. Gliseraldehida dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Gliseraldehida mempunyai karbon asimetrik tunggal. Yang dimaksud dengan atom C asimetrik adalah atom C yang keempat gugus yang diikatnya tidak sama. Karena adanya atom C asimetrik maka jumlah senyawa isomer yang mungkin adalah sebanyak 2n; n adalah jumlah atom C asimetrik.  Jadi, terdapat dua stereoisomer dari aldosa tiga karbon ini, D-gliseraldehida dan L-gliseraldehida. Awalan D dan L menandakan konfigurasi absolute. Pada proyeksi Fischer tentang molekul, atom-atom yang terikat pada atom karbon asimetrik dengan ikatan horizontal berada di depan bidang kertas, dan yang terikat dengan ikatan vertical terdapat di belakang. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa, karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton.

Aldosa dengan 3,4,5, dan 6 atom disebut tritosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa. Dua heksosa yang umum adalah D-glukosa (aldosa) dan fruktosa (ketosa). Untuk gula dengan lebih dari satu atom asimetrik, simbol D dan L ditunjukkan oleh konfigurasi karbon asimetrik yang paling jauh dari gugus aldehida atau keton. Heksosa ini termasuk seri D karena konfigurasinya pada C-5 sama seperti yang terdapat pada D-gliseraldehida.

 

 

 

 
   

 

Gambar 1.5  Aldosa dengan 3,4,5, dan 6 atom

Pada umumnya, molekul dengan n pusat asimetrik dan tanpa bidang simetri mempunyai 2n bentuk stereoisomer. Untuk aldotriosa, n=1, dan dengan demikian terdapat dua stereoisomer, d- dan L-gliseraldehida adalah enatiomer (bayangan cermin) dari L-gliseraldehida. Penambahan satu gugus HCOH memberikan empat aldotetrosa karena n=2. Dua diantaranyaadalah gula D dan dua lainnya.

Aldosa lima-karbon mempunyai tiga pusat asimetrik, yang memberikan 8 (23) stereoisomer, 4 pada seri D. D-ribosa termasuk kelompok ini. Aldosa enam-karbon mempunyai empat pusat asimetrik, dan dengan demikian terdapat 16 (24) stereoisomer, 8 pada seri D. D-glukosa dan D-manosa berbeda hanya dalam konfigurasi C-2. Gula D yang berbeda dalam konfigurasi pada pusat asimetrik tunggal adalah primer. Jadi, d-Glukosa dan D-manosa adalah epimer pada C-2; D-glukosa dan D-galaktosa epimer pada C-4.

Dihidroksiaseton merupakan ketosa yang paling sederhana dan tidak mempunyai aktivitas optik. D-eritrulosa adalah satu-satunya ketosa D empat-karbon karena ketosa mempunyai satu pusat asimetri lebih sedikit daripada yang terdapat pada aldosa dengan jumlah atom karbon yang sama karenanya, terdapat terdapat dua keton lima-karbon dan empat keton enam karbon (ketosa D).

 

  1. B.     DISAKARIDA

Disakarida terdiri dari dua gula yang terikat dengan ikatan O-glikosidik. Senyawa dua satuan sakarida yang banyak dibicarakan adalah maltose, sellobiosa, laktosa dan sukrosa.

Maltosa

Terdiri dari dua satuan monosakarida yaitu glukosa dan glikosa. Glukosa (monosakarida yang sejenis) yang memberikan atom C nomor 1 untuk mengikat gugus yang lain ditetapkan sebagai glukosa pokok. Bila konfigurasi glukosa pokok adalah α maka ikatan tersebut adalah 1,4 α. Oleh karena atom C nomor 1 pada glukosa pkok mengikat gugus maka daya reduksi satuan tersebut menjadi hilang.

 

                                          Gambar 1.6 Maltosa

 

 

 

 

 

 

 

Sellobiosa

Sellobiosa berasal dari hidrolisis selulosa. Seperti halnya dengan maltose, maka senyawa ini terdiri dari dua satuan monosakarida glukosa. Bedanya dengan maltosa ialah macam ikatannya yaitu 1,4 β.

Disakarida juga kehilangan daya mereduksinya yang ada pada satuan glukosa yang satu.

Laktosa

Terdiri dari galaktosa dan glukosa ikat-mengikat melalui atom C1 dan C4 dengan ikatan 1,4 – β – galaktosidik.

 

        Gambar 1.7 Laktosa

Sukrosa

Sukrosa terdiri dari anomer unit glukosa dan unit fruktosa. Ikatannya adalah 1,2 – glukosidik, α untuk glukosa dan β untuk fruktosa.

 

Gambar 1.8 Sukrosa

Sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton), berbeda dengan sebagian besar gula lainnya.

2.4 Ikatan α glikosida dengan β glikosida.

 

  1. A.    PENGERTIAN GLIKOSIDA

Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.

 

  1. B.     PEMBENTUKAN GLIKOSIDA

Apabila glukosa direaksikan dengan metal alkohol, menghasilkan dua senyawa.Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa yang menjadi pusat reaksi adalah gugus –OH yang terikatpada atom karbonnomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara umum glikosida. Ikatan yang terjadi antara gugus metal dengan mono sakarida disebut ikatan glikosida dan gugus –OH yang bereaksidisebutgugus –OH glikosidik.

Metilglikosida yang dihasilkan dari reaksi glukosa dengan metal alcohol disebut juga metilglukosida. Ada dua senyawa yang terbentuk dari reaksi ini, yaitu metil–α–D–glukosida atau metil-α-D-glukopiranosida dan metil-β-D-glukosida atau metil-β-D-glukopiranosida. Kedua senyawa ini berbeda dalam hal rotasi optic, kelarutan serta sifat fisika lainnya. Dengan hidrolisis, metil glikosida dapat diubah menjadi karbohidrat dan metilalkohol. Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu pada tumbuhan. Bagian yang bukan karbohidrat dalam glikosida ini dapat berupa metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks lagi misalnya sterol. Di samping itu antara sesama monosakarida dapat terjadi ikatan glikosida, misalnya pada molekul sukrosa terjadi ikatan α-glukosida-β-fruktosida.

2.5  Struktur Amilum dan Selulosa

1.StrukturAmilum

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang (Kimball, 1983). Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.

Kandungan pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilo pektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.

 

Gambar 1.9 StrukturAmilosa

2. Struktur Selulosa

 Untuk struktur kimia selulosa terdiri dari unsur C, O, H yang membentuk rumus molekul (C6H10O5),dengan ikatan molekulnya ikatan hidrogen yang sangat erat.

 

 

Gambar 2.1 StrukturSelulosa

 

 Gugus fungsional dari rantai selulosa adalah gugus hidroksil. Gugus – OH ini dapat berinteraksi satu sama lain dengan gugus –O, -N, dan –S, membentuk ikatan hidrogen. Ikatan –H juga terjadi antara gugus –OH selulosa dengan air. Gugus-OH selulosa menyebabkan permukaan selulosa menjadi hidrofilik. Rantai selulosa memiliki gugus-H di kedua ujungnya. Ujung –C1 memiliki sifat pereduksi. Struktur rantai selulosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang kuat disepanjang rantai. Di dalam selulosa alami dari tanaman, rantai selulosa diikat bersama-sama membentuk mikrofibril yang sangat terkristal (highly crystalline) dimana setiap rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan hidrogen.

 

2.6  Sifat-sifat Karbohidrat

Beberapa Sifat Kimia Karbohidrat

  1. Sifat Mereduksi

Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu misalnya:

 

  1. Pereaksi Fehling

Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan CuSO4  dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam Knatartrat dari NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat.

 

  1. Pereaksi Benedict

Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.

  1. Pereaksi Barfoed

Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru yang menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah bahwa pada pereaksi Barfoed digunakan suasana asam.

 

  1. Pembentukan Furfural

Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan  molekul air dari suatu senyawa.

Pentosa-pentosa hampir secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi furfural. Dengan dehidrasi heksosa-heksosa menghasilkan hidroksimetilfurfural. Oleh karena furfural apabila direaksikan dengan α naftol atau timol, reaksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal untuk karbohidrat.

 

 

Pereaksi Molisch terdiri atas larutan α naftol dalam alkohol. Apabila perekasi ini ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan α naftol. Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat.

 

  1. Pembentukan Osazon

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal  dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidarat. Hal ini sangat penting artinya karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urine wanita yang sedang dalam masa menyusui.

Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D-glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-glukosazon. Glukosa, fruktosa dan manosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama.

  1. Pembentukan Ester

Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya ester apabila direaksikan dengan asam. Monosakarida mempunyai beberapa gugus –OH dan dengan asam fosfat dapat menghedakinya menghasilkan ester asam fosfat. Gugus hidroksil dari monosakarida bereaksi dengan asam fosfat membentuk ester sebagai berikut :

 

                                                  OH                                  OH

-CH2OH + HO-P=O                -CH2-O-P=O+H2O

                                                 OH                                   OH

 

  1. Isomerisasi

Dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak demikian halnya apabila monosakarida dilarutkan dalam basa encer. Glukosa dalam larutan basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan manosa. Ketiga monosakarida ini ada dalam keadaan keseimbangan. Demikian pula, apabila yang dilarutkan itu fruktosa atau manosa, keseimbangan antara ketiga monosakarida akan tercapai juga. Reaksi ini dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruin van Eckenstein yang berlangsung melalui proses enolisasi.

 

  1. Pembentukan Glikosida

Apabila glukosa direaksikan dengan metilalkohol, menghasilkan dua senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa yang menjadi pusat reaksi adalah gugus –OH yang terikat pada atom karbon nomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara umum glikosida.  Ikatan yang terjadi antara gugus metil dengan monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus  –OH yang bereaksi disebut gugus –OH glikosidik.Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu pada tumbuhan. Bagian yang bukan karbohidrat dalam glikosida ini dapat berupa metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks.

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

  1. 1.      Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer sakar (polimer gula)hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis.RumuskimiakarbohidratCnH2nOn.
  2. 2.      Karbohidrat dapat dibedakan berdasarkan jumlah unit gula, lokasi gugus –C=O, dan jumlah atom C dalam rantai.
  3. 3.      Monosakarida ialah karbohidrat sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Disakarida terdiri dari dua gula yang terikat dengan ikatan O-glikosidik. Senyawa dua satuan sakarida yang banyak dibicarakan adalah maltose, sellobiosa, laktosa dan sukrosa.
  4. 4.      Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.
  5. 5.      Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Kandungan pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilo pektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.

 

                                 Struktur Amilum

 Untuk struktur kimia selulosa terdiri dari unsur C, O, H yang membentuk rumus molekul (C6H10O5),dengan ikatan molekulnya ikatan hidrogen yang sangat erat.

 

 

StrukturSelulosa

  1. 6.      Sifat-sifat karbohidrat yakni Sifat Mereduksi, Pembentukan Furfural, Pembentukan Osazon, Pembentukan Ester, Isomerisasi, dan Pembentukan Glikosida

 

3.2  Saran

Harapan kami setelah memahami isi makalah tentangKarbohidrat iniadalah agar kita sebagai mahasiswa dapat lebih mudah memahami serta mengkaji materi pembelajaran selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim, 2000, PetunjukPraktikumBiokimiaUntuk PSIK (B)

FakultasKedokteranUniversitasGadjahMada, Yogyakarta: Lab. Biokimia FK UGM

Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah: Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC

Kuchel Philip and B. Ralston Gregory. 2006.  Biokimia. Jakarta Erlangga.

 

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW, 2006, Biokimia Harper, Edisi XXVII, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI),  Jakarta: EGC

Supardan, 1989, Metabolisme Lemak, Malang: Lab. Biokimia Universitas Brawijaya

 

        Sumber Website

http://eltracytaocktora.blogspot.com/2012/09/amilum-atau-amilosa.html ( diakses pada tanggal 25 Februari 2014)

http://id.wikipedia.org/wiki/Amilum( diakses pada tanggal 25 Februari 2014)

http://organiksmakma3a09.blogspot.com/2013/03/selulosa.html( diakses pada tanggal 25 Februari 2014)

 

 

Leave a comment